fbpx UMKM Naik Kelas: Cara Menerapkan Pengadaan Berkelanjutan | Du Anyam

UMKM Naik Kelas: Cara Menerapkan Pengadaan Berkelanjutan

Posted by Juni 22, 2022
Thumbnail

Dalam proses bisnis mulai dari perusahaan skala besar hingga UMKM pasti tidak terlepas dari sistem pengadaan, terutama pengadaan berkelanjutan dan pemanfaatan sumber daya bahan baku. Jika sudah berbicara soal sumber daya, sudah seharusnya UMKM juga melek dengan model pengadaan yang paling unggul dan mendukung keberlanjutan usaha. Dalam hal ini, solusi sistem pengadaan yang mulai harus jadi fokus UMKM adalah penerapan sistem ekonomi sirkular.

Seperti diketahui, ekonomi sirkular merupakan model industri yang berfokus pada 3R yaitu reducing, reusing & recycling. Jika UMKM-mu masih menggunakan model industri lama masih bersifat linear (bahan baku diolah lalu menjadi bahan jadi yang diteruskan ke konsumen dan sisa limbah ke TPA), maka sudah saatnya kamu menyimak cara bisnis naik kelas dengan cara pengadaan sistem sirkular. 

Du Anyam Talk Series 2: Pengadaan Berkelanjutan Ramah Lingkungan & Partisipasi UMKM

Kembali di Du Anyam Talk Series 2 dengan topik seputar sustainability, perbincangan menarik kali ini mengundang dua pembicara ahli yaitu Ibu Anita Carollin sebagai pengamat kebijakan dari Direktorat Iklim Usaha dan Kerjasama Internasional di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan juga Ibu Mona Monika, Executive Director, Head of Group Strategic Marketing & Communications PT. Bank DBS Indonesia.

Sesi kali ini banyak membahas berbagai prinsip sistem pengadaan barang dan jasa di lembaga pemerintah yang sudah menerapkan ekonomi sirkular. Sejak diterbitkannya Perpres 12 Tahun 2021, setiap pembelanjaan APBN atau APBD sudah berprinsip pada regulasi cara pengadaan yang berkelanjutan (Sustainable Procurement). Ini juga merupakan salah satu komitmen pemerintah yang diharapkan untuk meredam dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial. 

Spesifiknya, sistem pengadaan berbasis ekonomi sirkular bisa lebih memaksimalkan pembelanjaan APBD/APBN, meningkatkan penggunaan produk lokal, melibatkan lebih banyak pelaku usaha nasional, pihak peneliti, industri kreatif, UMKM serta mendorong pemerataan ekonomi. Hal ini tentu merupakan kabar baik bagi masyarakat Indonesia dan harus terus didukung secara konsisten. 

Penerapan Sistem Ekonomi Sirkular di Level Perbankan

Turut hadir mewakili wujud sistem pengadaan ekonomi sirkular adalah PT. Bank DBS Indonesia dengan misi “Advancing the Sustainability Agenda”. Sadar akan peran perbankan sebagai business in charge yang bergantung pada penilaian konsumen, perusahaan perbankan swasta ini sudah menerapkan sistem sourcing yang berkelanjutan. 

Selaku pimpinan di divisi Marketing & Communications, Ibu Mona Monita menerangkan bahwa satu kunci utama yang dilakukan PT. Bank DBS Indonesia dalam sistem pengadaan berbasis ekonomi: seleksi ketat mitra, vendor, partner dan supplier. Setiap pihak sudah harus memenuhi persyaratan seputar elemen hak asasi manusia, keselamatan dan kesehatan pekerja, hingga aspek keberlanjutan lingkungan, integritas bisnis, dan etika bisnis. 

Selain itu, PT. Bank DBS Indonesia juga melanjuti sistem pengadaan berbasis sirkular dengan praktek bisnis yang berupaya mengurangi carbon footprint & waste lewat berbagai digitalisasi perbankan, terutama dari segi pengurangan penggunaan kertas setiap tahunnya. Selain meningkatkan efisiensi usaha, upaya ini juga bisa mengurangi biaya pengadaan kertas yang signifikan. 

Ke depannya, setiap cabang perbankan ini juga akan menyasar pada pemasangan solar panas untuk pengadaan energi yang lebih ramah lingkungan. Ibu Mona Monita turut antusias menjelaskan kultur pengelolaan sampah di setiap ruangan kantornya dengan filosofi “Waste for Change”. Setiap karyawan kini turut menyortir sampah, sedangkan mitra Waste for Change akan melaporkan persentase keberhasilan sortase yang dicapai. Menarik bukan? 

Peran UMKM Dalam Sistem Pengadaan Ekonomi Sirkular

Lalu, kembali lagi dalam konsep UMKM, apakah sistem pengadaan atau upaya serupa bisa diterapkan pada skala UMKM? Menilik pembahasan seru pada Du Anyam Talk Series ini, berikut disimpulkan beberapa hal yang sudah bisa dilakukan oleh setiap UMKM antara lain:

  • Bermitra dengan vendor, supplier, kolaborator yang memiliki program sustainability atau keberlanjutan sosial dan lingkungan. 
  • Penerapan “Cut The Process” pada sistem pengadaan, yaitu bagaimana UMKM bisa mencoba memangkas proses pengadaan agar kian efisien atau mencoba cara kreatif dengan solusi-solusi yang lebih ramah lingkungan. 
  • Menerapkan sistem 3R pada kultur perusahaan atau internal, dimulai dari hal-hal kecil atau pada skala individu agar bisa kemudian diteruskan menjadi bagian dari standar sistem pengadaan.
  • Mendukung produk/jasa yang dihasilkan oleh kewirausahaan sosial demi dampak positif bagi komunitas atau masyarakat tertentu. 

Masa depan lebih baik, dimulai dari UMKM cerdas yang siap naik kelas! Siapkah kamu menjadi UMKM Indonesia yang sudah mempertimbangkan sustainability? Terus nantikan Du Anyam Talk Series mendatang!