fbpx 7 Manfaat Green Procurement untuk Wujudkan Ekonomi Hijau

7 Manfaat Green Procurement, Saatnya Wujudkan Ekonomi Hijau!

Posted by Agustus 30, 2024
Thumbnail

Pernah dengar green procurement? Ini merupakan praktik pengadaan barang ramah lingkungan untuk menekan emisi karbon. Seperti diketahui, jejak emisi karbon sangat berdampak buruk pada bumi dalam jangka panjang. Salah satunya meningkatkan konsentrasi efek gas rumah kaca di atmosfer, yang pada akhirnya memperparah pemanasan global.

Emisi karbon muncul akibat dari aktivitas penggunaan energi fosil atau pembakaran yang mengandung senyawa-senyawa karbon. Kegiatan industri dan bisnis pada umumnya menjadi penyumbang terbesar. Demi meminimalisasi emisi karbon, Du Anyam senantiasa menerapkan ekonomi hijau dan menghasilkan produk ramah lingkungan salah satunya dengan menggunakan material lokal dan natural.

Jadi, apa itu green procurement? Mari kita kupas mengenai konsep pengadaan barang ini lebih jauh lagi.

Apa Itu Green Procurement?

Mengutip dari Sievo, green procurement atau sering disebut sebagai pengadaan berkelanjutan, adalah sebuah proses yang mengintegrasikan faktor-faktor lingkungan, tata kelola, dan sosial ke dalam proses pengadaan dan pengambilan keputusan. Tujuannya, yaitu untuk mencapai dampak lingkungan paling minimal dan hasil sosial paling positif, sambil tetap memenuhi kebutuhan para stakeholder

Dalam konteks menerapkan ekonomi hijau, green procurement menjadi penting, karena keberlanjutan pada rantai pasokan sama-sama menguntungkan perusahaan dan masyarakat secara keseluruhan. Sebab, ada upaya meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan pada proses produksi. Contoh sederhana hasil dari green procurement, yaitu penggunaan sedotan kertas sebagai pengganti sedotan plastik. Namun, pengadaan berkelanjutan ini memiliki cakupan yang lebih luas dari sekadar penggantian material. 

Sejumlah perusahaan kini mulai mengambil pendekatan yang lebih holistik terhadap keberlanjutan, dengan mempertimbangkan faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi secara bersamaan. Pertimbangan ini dimulai sebelum memasuki hubungan bisnis dan berlanjut sepanjang manajemen rantai pasokan. Di sisi lain, peraturan yang terkait dengan keberlanjutan terus berkembang. Operasi bisnis, termasuk dari sisi pengadaan, perlu selalu mengikuti perkembangan terbaru mengenai persyaratan stakeholder dan permintaan akan produk, serta proses yang lebih berkelanjutan. 

Green procurement menjadi langkah strategis yang penting bagi perusahaan yang ingin bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Melalui tindakan konkret seperti mengurangi jejak karbon dan menggunakan bahan yang bersumber secara etis, perusahaan dapat mendorong perubahan positif yang signifikan. 

Konsep Triple Bottom Line

Bicara soal green procurement dalam rangka mewujudkan ekonomi hijau, tidak lepas dari konsep triple bottom line. Tiga hal tersebut, yaitu economy, society, dan environment, atau yang biasa disebut dengan 3P (Profit, People, Planet). Menurut Harvard Business School, triple bottom line merupakan konsep bisnis yang menyatakan bahwa perusahaan harus berkomitmen untuk mengukur dampak sosial dan lingkungan mereka, selain dari kinerja keuangan. Konsep ini menekankan pentingnya keseimbangan antara tiga elemen utama: Profit, Planet, dan People.

1. Profit: Keuntungan yang Berkelanjutan

Dalam ekonomi kapitalis, perencanaan strategis dan keputusan bisnis utama biasanya dirancang untuk memaksimalkan keuntungan sambil mengurangi biaya dan risiko. Namun, kini banyak pemimpin bisnis yang sadar bahwa mereka memiliki kekuatan untuk menggunakan bisnis mereka membawa perubahan positif di dunia tanpa mengurangi profit. Sudah banyak perusahaan yang mengadopsi ekonomi hijau lalu membuktikan bahwa langkah-langkah ini dapat mendorong keberhasilan bisnis. Misalnya, konsep green procurement yang dapat mengurangi biaya jangka panjang dan meningkatkan efisiensi operasional.

2. People: Dampak Sosial

Komponen kedua dari triple bottom line menyoroti dampak sosial dari bisnis atau komitmen perusahaan terhadap masyarakat. Di sini penting untuk membedakan antara pemegang saham dan stakeholder. Secara tradisional, bisnis lebih memprioritaskan nilai pemegang saham sebagai indikator kesuksesan, yaitu berusaha menciptakan nilai bagi mereka yang memiliki saham perusahaan. 

Namun, dengan makin diadopsinya ekonomi hijau, perusahaan mulai beralih fokus untuk menciptakan nilai bagi semua stakeholder yang terpengaruh oleh keputusan bisnis, termasuk pelanggan, karyawan, hingga masyarakat. Salah satu cara sederhana perusahaan dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat, yaitu menjalin kemitraan strategis dengan organisasi nirlaba yang memiliki visi sama.

3. Planet: Dampak Lingkungan

Komponen terakhir dari triple bottom line berkaitan dengan dampak positif terhadap planet ini. Sejak lahirnya Revolusi Industri, perusahaan besar telah menyumbangkan jumlah polusi yang luar biasa ke lingkungan. Ini menjadi penyebab utama perubahan iklim dan masalah lingkungan lainnya. Meskipun bisnis secara historis menjadi kontributor terbesar terhadap perubahan iklim, mereka juga memiliki kunci untuk mendorong perubahan positif. Tanggung jawab ini tidak hanya berada di pundak perusahaan terbesar di dunia, karena hampir semua bisnis memiliki peluang untuk membuat perubahan yang mengurangi jejak karbon mereka.  Penyesuaian seperti menggunakan bahan yang bersumber secara etis, mengurangi konsumsi energi, dan menyederhanakan praktik pengiriman, merupakan langkah ke arah yang benar menuju keberlanjutan jangka panjang.

Manfaat Green Procurement bagi Lingkungan dan Perusahaan

Green procurement sering kali dianggap mahal dan tidak tepat untuk diterapkan dalam kondisi ekonomi yang sulit. Namun kenyataannya, green procurement dapat memberikan banyak manfaat baik bagi lingkungan maupun perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari green procurement yang bisa dirasakan, baik oleh perusahaan maupun masyarakat.

1. Mengurangi Polusi dan Emisi Karbon

Salah satu manfaat utama dari green procurement adalah pengurangan polusi dan emisi karbon. Dengan memilih pemasok yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, perusahaan dapat meminimalkan penggunaan bahan kimia berbahaya, pengurangan limbah, dan konsumsi energi selama proses produksi. Pengadaan bahan lokal atau penggunaan metode transportasi yang efisien juga dapat mengurangi emisi karbon yang terkait dengan pengiriman jarak jauh.

2. Mengurangi Limbah

Green procurement juga membantu mengurangi limbah. Dengan mendorong daur ulang, penggunaan kembali, dan perbaikan, green procurement dapat mengalihkan limbah dari tempat pembuangan sampah dan melestarikan sumber daya alam. Produk yang ramah lingkungan cenderung menggunakan lebih sedikit sumber daya alam, mengandung lebih sedikit bahan berbahaya, memiliki masa pakai yang lebih lama dan lebih efisien.

3. Penghematan Jangka Panjang

Salah satu kesalahpahaman umum, yaitu pelaksanaan green procurement itu mahal. Namun, adopsi strategi berkelanjutan jangka panjang dapat menghasilkan penghematan besar bagi perusahaan. Misalnya, dalam pembelian peralatan IT, perusahaan bisa memilih opsi yang lebih efisien dan ramah lingkungan yang memberikan penghematan jangka panjang ketimbang memilih opsi dengan biaya awal yang lebih rendah.

4. Meningkatkan Citra Perusahaan

Pelaksanaan strategi green procurement dapat berdampak positif terhadap citra dan reputasi perusahaan. Konsumen saat ini cenderung lebih memilih produk atau jasa dengan perusahaan yang membuat pilihan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan memilih praktik pengadaan yang ramah lingkungan, perusahaan dapat membangun reputasi positif yang dapat mengarah pada peningkatan peluang bisnis pada masa mendatang.

5. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan dan Menarik Pelanggan Baru

Penelitian World Economic Forum menunjukkan, praktik pengadaan yang berkelanjutan dapat meningkatkan brand value sebesar 15-30%. Tak hanya brand value, green procurement yang efektif juga dapat meningkatkan pendapatan sebesar 5-20%. Komitmen terhadap tanggung jawab lingkungan dan sosial juga berdampak positif terhadap bagaimana para stakeholder memandang perusahaan, yang dapat mempengaruhi valuasi perusahaan di pasar saham.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, setiap bagian pohon lontar bisa dijadikan produk turunan yang punya potensi ekonomi tinggi. Lontar menjadi simbol kekuatan ekonomi terbarukan yang berkelanjutan. Hal ini karena penggunaan bahan baku lontar bisa meminimalisasi limbah.

6. Meningkatkan Moral Karyawan

Banyak karyawan merasa bersemangat bekerja untuk perusahaan yang berkomitmen terhadap ekonomi hijau. Green procurement dapat meningkatkan moral dan kepuasan karyawan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas dan retensi karyawan. Ketika karyawan merasa bangga bekerja untuk perusahaan yang bertanggung jawab, mereka cenderung lebih berkomitmen dan termotivasi. Bahkan, mendorong mereka untuk melakukan inovasi dalam pekerjaannya.

7. Menjaga Ketahanan Rantai Pasok

Mengembangkan praktik pengadaan yang berkelanjutan memungkinkan perusahaan untuk memitigasi risiko dan membangun ketahanan. Pemasok dalam rantai pasokan yang memperburuk polusi atau tidak mematuhi regulasi lingkungan, dapat berdampak buruk pada reputasi perusahaan dan menyebabkan gangguan rantai pasokan. Green procurement memastikan penggunaan pemasok yang memahami tanggung jawab sosial perusahaan dan mematuhi regulasi lingkungan. Alhasil, menciptakan transparansi rantai pasokan yang lebih baik, penghematan biaya, dan peningkatan ketahanan rantai pasokan. 

Bekerja sama dengan vendor penyedia produk yang mengutamakan prinsip ekonomi hijau dan berupaya meminimalkan jejak emisi karbon, menjadi langkah awal untuk meningkatkan citra perusahaan Anda. Selektif memilh produk yang dukung keberlanjutan bisa menjadi langkah awal tersebut. Lihat koleksi Du Anyam yang mendukung praktik keberlanjutan disini!