Sebagai salah satu kewirausahaan sosial di Indonesia, eksistensi Du Anyam selalu berlandaskan pada tiga pilar utamanya, yaitu: Memberdayakan perempuan, Mempromosikan budaya, dan Meningkatkan kesejahteraan – khususnya perempuan dan anak-anak Indonesia di daerah terpencil di Nusantara.
Sejak berdiri pada tahun 2014, perjalanan Du Anyam menjalani kewirausahaan sosial berbasis anyaman tradisional fokus mengusung filosofi perempuan dan peran mereka dalam menuju Indonesia lebih maju dan sejahtera. Du Anyam konsisten dalam upayanya memberdayakan komunitas perempuan penganyam secara hulu ke hilir, mulai dari pelatihan dasar hingga pemasaran ke pasar lokal maupun global.
Selebrasi Women’s International Day 2023
Dengan tema sentral “perempuan”, jatuhnya Women’s International Day di tanggal 8 Maret setiap tahun merupakan sebuah momentum yang signifikan untuk Du Anyam. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, para founder merayakan dengan apresiasi sekaligus motivasi terhadap lebih dari 1,600 perempuan penganyam di Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Selatan.
Untuk tahun 2023, Women’s International Day dirayakan dengan kilas balik bersama para founders, sembari mempertegas kembali afirmasi dan harapan untuk keberlangsungan kewirausahaan sosial Du Anyam selanjutnya. Bersama para female founders yaitu Azalea Ayuningtyas, Hanna Keraf dan Melia Winata, berikut cuplikan bincang akrab edisi IWD 2023 :
#EmbraceEquity Bersama Du Anyam
Lebih jauh tentang IWD 2023 yang mengangkat tema #EmbraceEquity, Du Anyam ingin turut menyebarkan pesan penting tentang EQUITY, terutama dalam kaitannya atas pemberdayaan perempuan dan komunitas ibu penganyam.
Jika sebelumnya gaung EQUALITY yang selalu mendominasi lanskap emansipasi perempuan, IWD 2023 lebih menekankan pada EQUITY. Sejatinya, perbedaan paling utama dari topik Equality Vs Equity adalah pada pemberian sumber daya yang bermanfaat serta kesempatan berdasarkan kondisi masing-masing individu.
Tanpa memukul rata tetapi juga tidak membeda-bedakan, penting bagi sebuah kewirausahaan sosial untuk bisa mencari solusi yang berbasis equity. Dengan merangkul semua secara inklusif dan tanpa pengecualian, Du Anyam selalu menerapkan inovasi dan upaya kreatif yang lebih tepat sasaran dan memiliki dampak sosial berkelanjutan.
Saat merintis Du Anyam, para founders lebih cenderung menggunakan pendekatan personal yaitu MENDENGAR untuk memahami kebutuhan umum, namun juga secara selektif pada masing-masing ibu penganyam.
Dengan memilih sumber daya alam yang tersedia dan keterampilan menganyam yang sudah ada sejak lama, solusi equity oleh Du Anyam hadir lewat pelatihan mutu, pengenalan standarisasi bahan baku, pengembangan soft skills pada masing-masing ibu penganyam dan terus berkembang hingga saat ini.
Beberapa bentuk solusi equity juga ditujukan pada ibu penganyam yang memiliki anak usia sekolah. Adalah diantaranya, Du Anyam hadir lewat program beasiswa, ruang baca, serta pemahaman tentang gizi dan nutrisi untuk keluarga Indonesia.
Kesuksesan Pribadi, Kemenangan Bersama
Meskipun berwujud komunitas besar yang terus berkembang, Du Anyam akan tetap fokus pada detail dan kemenangan kecil yang berdampak besar secara kolektif.
Dari sekelompok mama penganyam yang berhasil jadi koordinator lapangan, hingga program regenerasi penganyam muda, atau peluang bisnis yang tetap bisa dijalani perempuan tanpa meninggalkan perannya di keluarga, semua ini adalah wujud nyata equity yang akan terus diusung dan dipertajam oleh Du Anyam.
Penting bagi semua kewirausahaan sosial untuk terus mendengar suara-suara individu, terus hadir di tengah mereka yang membutuhkan, dan kreatif mencari solusi yang tidak hanya adil merata tetapi juga efektif di skala perorangan.
Dukung terus kewirausahaan sosial Du Anyam memberdayakan perempuan penganyam Indonesia, sambil turut mengharumkan karya kerajinan tangan lokal, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga Indonesia!