As featured on Femina, by Wiko Rahardjo
Masalah malnutrisi yang diidap para ibu dan anak-anak di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah sedemikian serius. “Sekitar 45 persen anak-anak dan 50 persen ibu-ibu yang tinggal di wilayah tersebut menderita malnutrisi,” kata Azalea Ayuningtyas (27), CEO Du Anyam, sebuah bisnis sosial di Flores, NTT.
Ayu, demikian sapaan akrab lulusan program master di bidang kesehatan masyarakat dari Harvard University, Amerika, ini, meninggalkan pekerjaannya di Boston dan bergabung bersama 6 orang temannya untuk membangun bisnis sosial di Flores sejak tahun 2014 dengan nama Du Anyam. “Kami menggandeng para wanita di Flores yang selama ini menggantungkan kehidupannya dari menganyam daun lontar untuk sama-sama membangun bisnis,” ujarnya.
Lewat Du Anyam, Ayu dan teman-temannya membantu ibu-ibu dan wanita di 15 desa di Flores untuk lebih banyak menghasilkan produk kerajinan anyaman dari daun lontar dengan tetap mempertahankan ciri khas desain tradisional. Du Anyam menghasilkan tas, sepatu, dan beragam suvenir serta produk kerajinan berbahan daun lontar lain.
“Produk ini kami jual di beberapa resor, hotel, dan toko suvenir di Bali,” kata Ayu. Uang hasil penjualan digunakan untuk memperbaiki dan memenuhi kebutuhan pangan sehat anak-anak dan para ibu.
“Tingginya angka malnutrisi di Flores disebabkan para orang tua tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan bergizi bagi kebutuhan sehari-hari anak dan mereka sendiri,” kata Ayu. Dan bisnis Du Anyam hadir untuk memenuhi itu.
Ayu sadar betul, bisnis sosial yang sedang ia jalankan masih tergolong sangat kecil dan muda. “Masih banyak tantangan yang harus saya dan teman-teman hadapi agar bisnis ini menjadi makin matang,” katanya. Terutama, kata Ayu, dalam hal mencari investor untuk pendanaan. Du Anyam membiayai aktivitasnya dari pendanaan jangka pendek dari hasil memenangkan berbagai kompetisi kewirausahaan sosial, seperti MIT Global Ideas Challenge 2014, UnLtd Indonesia Incubation profram 2014-2016, Global Social Venture Competition 2015, serta dana hibah dari Tanoto Foundation.